01 Februari 2014

Macam-macam Majas Beserta Contoh | Pengertian Gaya Bahasa

Majas / Kiasan / Gaya Bahasa adalah bahasa indah yang dipergunakan untuk meningkatkan kesan serta memperoleh efek-efek tertentu agar tercipta  sebuah kesan imajinatif bagi penyimak atau pendengarnya.

Majas dapat digolongkan sebagai berikut :

1.    Majas perbandingan
2.    Majas pertentangan
3.    Majas pertautan
4.    Majas perulangan / Majas penegasan


A. Majas Perbandingan
Majas perbandingan terdiri dari 8 jenis, yaitu:

1. Majas Perumpamaan
Majas merumpamaan adalah majas yang membandingan dua hal yang pada hakikatnya berkaitan dan yang sengaja dianggap sama.
Contoh:
·                     Bak mencari kutu dalam ijuk. (Melakukan sesuatu yang mustahil)
·                     Semanis madu.
·                     Sedalam laut.
·                     Secantik bidadari.
·                     Sesegar udara pagi.

Perumpamaan secara eksplisit dinyatakan dengan kata seperti, bak, bagai, ibarat, penaka, sepantun, laksana, umpama.

2. Metafora
Majas Metafora adalah gaya bahasa yang membandingkan suatu benda dengan benda lain karena mempunyai sifat yang sama atau hampir sama. (Metafora adalah perbandingan yang implisit)
Contoh:
·                    Cuaca mendung karena sang raja siang enggan menampakkan diri
·                    Kapan Anda bertemu dengan lintah darat itu?
·                    Siti Mutmainah adalah kembang desa di sini.
·                    Kelaparan masih tetap menghantui  rakyat Etiopia.

3. Personifikasi
Majas personifikasi adalah majas perbandingan yang mengumpamakan benda mati sebagai makhluk hidup.
Contoh:
·                     Peluru telah mengoyak-ngoyak dada musuh.
·                     Banjir besar telah menelan seluruh harta penduduk.
·                     Matahari mulai merangkak  ke atas.
·                     Kabut tebal menyelimuti desa kami.
·                     Hujan menari-nari di atas genting

4. Alegori
Majas alegori adalah majas yang Menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan atau penggambaran dan pada umumnya menganding sifat-sifat moral manusia.
Contoh:
·         Mendayung bahtera rumah tangga
5. Smile
Majas Simile adalah  membandingkan suatu dengan keadaan lain yang sesuai dengan keadaan yang dilukiskannya.
Pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan penghubung, seperti layaknyabagaikan, ” umpama”, “ibarat”,”bak”, bagai”.
Contoh: Kau umpama air aku bagai minyaknya, bagaikan Qais dan Laila yang dimabuk cinta berkorban apa saja.
6. Eufimisme
Majas Eufimisme adalah pengungkapan kata-kata yang dipandang tabu atau dirasa kasar dengan kata-kata lain yang lebih pantas atau dianggap halus. 
Contoh : Dimana saya bisa menemukan kamar kecilnya?
7. Asosiasi
Majas Asosiasi adalah majas yang membandingkan dua hal yang berbeda, namun dinyatakan sama. 
Contoh: Masalahnya rumit, susah mencari jalan keluarnya seperti benang kusut.
8. Antonomasia
Majas Antonomasia adalah majas yang menyebutkan sifat atau ciri tubuh, gelar atau jabatan seseorang sebagai pengganti nama diri. 
Contoh :
Yang Mulia tak dapat menghadiri pertemuan ini
Bapak Presiden masih dirawat di rumah sakit hingga sekarang


B. Majas Pertentangan
Majas pertentangan terbagi menjadi 10 macam, yaitu:
1.    Hiperbola
2.    Litotes
3.    Ironi
4.    Antonomasia
5.    Oksimoron
6.    Paradoks
7.    Kontradiksio
8.    Sinisme
9.    Satire
10.  Antitesis

1. Hiperbola
Majas Hiperbola adalah majas yang menyatakan sesuatu dengan melebih-lebihkan kenyataan.

Contoh:
·         Keringatnya menganak sungai.
·         Suaranya menggelegar membelah angkasa.

2. Litotes
Majas Litotes adalah  Ungkapan berupa penurunan kualitas suatu fakta dengan tujuan merendahkan diri. Majas Litotes menyatakan kebalikan daripada hiperbola.

Contoh:
·         Tapi, maaf kami tak dapat menyediakan apa-apa. Sekadar air untuk membasahi tenggorokan saja yang ada.
·         Tentu saja karangan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, semua kritik dan saran akan saya terima dengan senang hati.
·         Terimalah kado yang tidak berharga ini sebagai tanda terima kasihku
·         Mampirlah ke gubuk saya jika Anda sempat (Padahal rumahnya mewah)

3. Ironi
Ironi adalah majas yang menyatakan makna yang berlawanan atau bertentangan, dengan menyembunyikan fakta dan bermaksud menyindir. Ironi disebut juga majas sindiran.

Contoh:
·         Bagus benar ucapanmu itu, sehingga menyakitkan hati.
·         Kau memang pandai, mengerjakan soal itu tak satupun ada yang betul.
·         Suaramu merdu seperti kaset kusut.
·         Sungguh rapi tulisanmu, sampai aku tak dapat membacanya

4. Antonomasia
Antonomasia adalah penyebutan terhadap seseorang berdasarkan ciri khusus yang dimilikinya.
Contoh:
·         Sssssttt, lihat! Si cerewet datang. Kalian tidak perlu bertanya.
·         Macam-macam! Biar si gendut saja nanti yang menghadapinya.
·         Kemarin saya lihat si Kacamata hitam keluar bersama-sama dengan si Kribo. Benar tidak?

5. Oksimoron
Majas Oksimoron adalah pengungkapan yang mengandung pertentangan dengan mempergunakan kata-kata yang berlawanan dalam frasa yang sama. 

Contoh:
·         Memang benar musyawarah itu merupakan wadah untuk mencari kesepakatan. Namun tidak jarang menjadi wadah pertentangan para pesertanya.
·         Keramah-tamahan yang bengis
·         Siaran radio dapat dipakai untuk sarana persatuan dan kesatuan, tetapi dapat juga sebagai alat untuk memecah belah suatu kelompok masyarakat atau bangsa.
·         Olahraga mendaki bukit memang menarik, tetapi juga sangat berbahaya.

6. Paradoks
Majas Paradoks adalah pengungkapan terhadap suatu kenyataan yang seolah-olah bertentangan, tetapi mengandung kebenaran.
Contoh:
Dia besar tetapi nyalinya kecil
·         Memang hidupnya mewah, mempunyai mobil, rumahnya besar, tetapi mereka tidak berbahagia. Tidak tahu mengapa, mungkin karena belum mempunyai anak.
·         Walaupun ia tinggal di kota besar, kota metropolitan, hiburan ada di mana-mana, ia bercerita padaku katanya kesepian.

7. Kontradiksio
Kontradiksio adalah pengungkapan yang memperlihatkan pertentangan dengan yang sudah dikatakan lebih dulu sebagai pengecualian.
Contoh:
·         Sebenarnya semua saudaranya, yang dulu-dulu pandai, hanya dia sendiri yang bodoh. Mungkin saja karena malasnya.
·         Malam itu gelap gulita, tanpa kerlip kunang-kunang yang sebentar tampak dan sebentar hilang.
8. Sinisme 
Majas Sinisme adalah majas yang bersifat mencemooh pikiran atau ide bahwa kebaikan terdapat pada manusia (lebih kasar dari ironi). 
Contoh: Kamu kan sudah pintar ? Mengapa harus bertanya kepadaku ?
9. Satire
Majas Satire adalah majas yang menggunakan sarkasme, ironi, atau parodi, untuk mengecam atau menertawakan gagasan, kebiasaan, dll. Atau majas Satire adalah ungkapan yang menertawakan atau menolak sesuatu. 
Contoh : Ya, ampun! Soal semudah ini, kau tak bisa mengerjakannya!
10. Antitesis
Majas Antitesis adalah gaya bahasa yang menggunakan pasangan kata yang berlawanan maknanya. 
Contoh : Kaya miskin, tua muda, besar kecil, semuanya mempunyai kewajiban terhadap keamanan bangsa.

C. Majas Pertautan
Majas pertautan dibedakan menjadi:
1.    Metonimia
2.    Sinekdok, terdiri atas:
o    Pars pro toto
o    Totem pro parte
3.    Alusio
4.    Eufemisme

1. Metonimia
Metonimia adalah majas yang memakai nama atau ciri yang ditautkan dengan orang, barang atau hal, sesuai penggantinya.
Contoh:
·         Ayah suka mengisap gudang garam. (Maksudnya rokok)
·         Si Jangkung dipakai sebagai sebagai pengganti orang yang mempunyai ciri jangkung.
·         Ia menggunakan Jupiter jika pergi ke sekolah (Motor merk Jupiter)

2. Sinekdok
Sinekdok adalah majas yang menyebutkan nama bagian sebagai pengganti nama keseluruhan atau sebaliknya.
Contoh:
·         Sudah seminggu ini Iwan tidak tampak batang hidungnya. (Padahal yang dimaksud bukan hanya batang hidung)
·         Indonesia berhasil memboyong kembali piala Thomas. (Padahal yang berhasil hanya satu regu bulu tangkis)
a)   Majas Pars pro toto adalah pengungkapan sebagian dari objek untuk menunjukkan keseluruhan objek.
Contoh:
o    Jauh-jauh telah kelihatan berpuluh-puluh layar di sekitar pelabuhan itu.
o    Selama ini kemana saja kau? Sudah lama tak nampak batang hidungmu. Nenek selalu menanyakan kau.
o    Ia harus bekerja keras sejak pagi hingga sore karena banyak mulut yang harus disuapi.
o    Kita akan mengadakan selamatan sebagai rasa syukur karena kita naik kelas semua. Untuk itu biaya kita tanggung bersama tiap kepala dikenakan iuran sebesar Rp 1.500,00
b)   Majas Totem pro parte adalah majas penyebutan keseluruhan untuk maksud sebagian saja.
Contoh:
o    Dalam musim kompetisi yang lalu, kita belum apa-apa. Tetapi dalam tahun ini,sekolah kita harus tampil sebagai juara satu.
o    Dalam pertandingan musim lalu, Indonesia dapat meraih medali emas.

3. Alusio
Alusio adalah majas yang menunjuk secara tidak langsung ke suatu peristiwa atau hal dengan menggunakan peribahasa yang sudah umum ataupun mempergunakan sampiran pantun yang isinya sudah dimaklumi. Majas ini disebut juga majas kilatan.
Contoh:
·         Menggantang asap saja kerjamu sejak tadi. (Membual/beromong-omong)
·         Ah, kau ni memang tua-tua keladi. (Maksudnya makin tua makin menjadi)
·         Sudah dua hari ia tidak terlihat batang hidungnya

4. Eufemisme
Eufemisme adalah majas kiasan halus sebagai pengganti ungkapan yang terasa kasar dan tidak menyenangkan. Eufemisme digunakan untuk menghindarkan diri dari sesuatu yang dianggap tabu atau menggantikan kata lain dengan maksud bersopan santun.
Contoh:
·         Orang itu memang bertukar akal. (Pengganti gila)
·         Kalau dalam hutan jangan menyebut-nyebut nenek. (Pengganti harimau)
·         Pemerintah telah mengadakan penyesuaian harga BBM. (Pengganti menaikkan)

D. Majas Penegasan / Majas Perulangan
1.  Klimaks 
Majas Klimaks adalah semacam gaya bahasa yang menyatakan beberapa hal yang dituntut semakin lama semakin meningkat. 
Contoh : Kesengsaraan membuahkan kesabaran, kesabaran pengalaman, dan pengalaman harapan.
2.  Antiklimaks
Majas Antiklimaks adalah gaya bahasa yang menyatakan beberapa hal berurutan semakin lma semakin menurun. 
Contoh : Ketua pengadilan negeri itu adalah orang yang kaya, pendiam, dan tidak terkenal namany
3.  Koreksio
Majas Koreksio adalah gaya bahasa yang mula-mula menegaskan sesuatu, tetapi kemudian memperbaikinya.
Contoh : Silakan pulang saudara-saudara, eh maaf, silakan makan.
4.  Asindeton
Majas Asindeton adalah gaya bahasa yang menyebutkan secara berturut-turut tanpa menggunakan kata penghubung agar perhatian pembaca beralih pada hal yang disebutkan. Contoh : Dan kesesakan kesedihan, kesakitan, seribu derita detik-detik penghabisan orang melepaskan nyawa.
5.  Interupsi 
Majas Interupsi  adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata atau bagian kalimat yang disisipkan di dalam kalimat pokok untuk lebih menjelaskan sesuatu dalam kalimat. 
Contoh : Tiba-tiba ia-suami itu disebut oleh perempuan lain.
6.  Eksklmasio
Majas Eksklmasio adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata seru atau tiruan bunyi. 
Contoh : Wah, biar ku peluk, dengan tangan menggigil.
7.  Enumerasio
Majas Enumerasio adalah beberapa peristiwa yang membentuk satu kesatuan, dilukiskan satu persatu agar tiap peristiwa dalam keseluruhannya tanpak dengan jelas. 
Contoh : Laut tenang. Di atas permadani biru itu tanpak satu-satunya perahu nelayan meluncur perlahan-lahan. Angin berhempus sepoi-sepoi. Bulan bersinar dengan terangnya. Disana-sini bintang-bintang gemerlapan. Semuanya berpadu membentuk suatu lukisan yang haromonis. Itulah keindahan sejati.
8.  Silepsis dan Zeugma
Majas Silepsis dan Zeugma : Adalah gaya dimana orang mempergunakan dua konstruksi rapatan dengan menghubungkan sebuah kata dengan dua kata yang lain sebenarnya hanya salah satunya mempunyai hubungan sebuah kata dengan dua kata yang lain sebenarnya hanya salah satunya mempunyai hubungan dengan kata pertama. 
Contoh : ia menundukkan kepala dan badannya untuk memberi hormat kepada kami.
9.  Apofasis atau Preterisio 
Majas Apofasis atau Preterisio adalah gaya bahasa dimana penulis atau pengarang menegaskan sesuatu, tetapi tampaknya menyangkal. 
Contoh : Saya tidak mau mengungkapkan dalam forum ini bahwa saudara telah menggelapkan ratusan juta rupiah uang negara
10.      Pleonasme
Majas Pleonasme menambahkan keterangan pada pernyataan yang sudah jelas atau menambahkan keterangan yang sebenarnya tidak diperlukan. Contoh: Saya naik tangga ke atas.
11.      Aliterasi
Majas Aliterasi adalah
majas yang memanfaatkan kata-kata yang permulaannya sama bunyinya
Contoh :
·                    Keras-keras kena air lembut juga
·          Dengarlah dendang durjana
12.      Paralelisme
Majas Paralelisme adalah gaya bahasa penegasan yang berupa pengulangan kata pada baris  atau kalimat.
Contoh : Jika kamu minta, aku akan datang
13.      Tautologi
Majas Tautologi adalah gaya bahasa yang mengulang sebuah kata dalam kalimat atau mempergunakan kata-kata yang diterangkan atau mendahului.
Contoh : Kejadian itu tidak saya inginkan dan tidak saya harapkan
14.      Antanaklasis
Majas Antanaklasis adalah yang mengandung ulangan kata yang sama dengan makna yang berbeda.
Contoh : Ibu membawa buah tangan, yaitu buah apel merah
15.      Anastrof atau Inversi 
Majas Anastrof atau Inversi adalah gaya bahasa yang dalam pengungkapannya predikat kalimat mendahului subejeknya karena lebih diutamakan. 
Contoh : Pergilah ia meninggalkan kami, keheranan kami melihat peranginya.
16.      Retoris
Majas Retoris adalah pernyataan yang dipergunakan dalam pidato atau tulisan dengan tujuan untuk mencapai efek yang lebih mendalam dan penekanan yang wajar, dan sama sekali tidak menghendaki adanya suatu jawaban. Contoh : Siapakah yang tidak ingin hidup ?
17.      Elipsis
Majas Elipsis adalah gaya bahasa yang berwujud menghilangkan suatu unsur kalimat yang dengan mudah dapat diisi atau ditafsirkan sendiri oleh pembaca. Contoh : Kami ke rumah nenek ( penghilangan predikat pergi )
18.      Alonim
Majas Alonim adalah penggunaan varian dari nama untuk menegaskan.
19.      Kolokasi
Majas Kolokasi adalah asosiasi tetap antara suatu kata dengan kata lain yang berdampingan dalam kalimat.
20.      Pararima
Majas Pararima adalah pengulangan konsonan awal dan akhir dalam kata atau bagian kata yang berlainan.
21.      Preterito
Majas Preterito adalah ungkapan penegasan dengan cara menyembunyikan maksud yang sebenarnya.
22.      Sigmatisme
Majas Sigmatisme adalah pengulangan bunyi “s” untuk efek tertentu.
23.      Polisindenton
Majas Polisindenton adalah pengungkapan suatu kalimat atau wacana, dihubungkan dengan kata penghubung.
Sumber :

Dicrash + edited by eva  :)



:a   :b   :c   :d   :e   :f   :g   :h   :i   :j   :k   :l   :m   :n   :o   :p   :q   :r   :s   :t  
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Allahu Akbar

 
;