Majas / Kiasan / Gaya
Bahasa adalah bahasa indah yang dipergunakan untuk meningkatkan kesan serta
memperoleh efek-efek tertentu agar tercipta
sebuah kesan imajinatif bagi penyimak atau pendengarnya.
Majas dapat
digolongkan sebagai berikut :
1. Majas perbandingan
2.
Majas pertentangan
3.
Majas pertautan
Majas perbandingan
terdiri dari 8 jenis, yaitu:
1. Majas Perumpamaan
Majas merumpamaan adalah majas yang membandingan dua
hal yang pada hakikatnya berkaitan dan yang sengaja dianggap sama.
Contoh:
·
Bak mencari kutu dalam ijuk. (Melakukan sesuatu yang
mustahil)
·
Semanis madu.
·
Sedalam laut.
·
Secantik bidadari.
·
Sesegar udara pagi.
Perumpamaan secara eksplisit dinyatakan dengan kata
seperti, bak, bagai, ibarat, penaka, sepantun, laksana, umpama.
2. Metafora
Majas Metafora
adalah gaya bahasa yang membandingkan suatu benda dengan benda lain karena
mempunyai sifat yang sama atau hampir sama. (Metafora adalah perbandingan
yang implisit)
Contoh:
·
Cuaca mendung karena
sang raja siang enggan menampakkan diri
·
Kapan Anda bertemu dengan lintah darat itu?
·
Siti Mutmainah adalah kembang desa di
sini.
·
Kelaparan masih tetap menghantui rakyat
Etiopia.
3. Personifikasi
Majas personifikasi adalah majas perbandingan
yang mengumpamakan benda mati sebagai makhluk hidup.
Contoh:
·
Peluru telah mengoyak-ngoyak dada
musuh.
·
Banjir besar telah menelan seluruh
harta penduduk.
·
Matahari mulai merangkak ke
atas.
·
Kabut tebal menyelimuti desa kami.
·
Hujan menari-nari di atas genting
4. Alegori
Majas alegori adalah majas yang Menyatakan dengan cara
lain, melalui kiasan atau penggambaran dan pada umumnya menganding sifat-sifat
moral manusia.
Contoh:
·
Mendayung bahtera rumah tangga
5. Smile
Majas Simile adalah
membandingkan suatu dengan keadaan lain yang sesuai dengan keadaan yang
dilukiskannya.
Pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang
dinyatakan dengan kata depan dan penghubung, seperti layaknya, bagaikan,
” umpama”, “ibarat”,”bak”, bagai”.
Contoh:
Kau umpama air aku bagai minyaknya, bagaikan Qais dan Laila yang dimabuk cinta
berkorban apa saja.
6. Eufimisme
Majas Eufimisme
adalah pengungkapan kata-kata yang dipandang tabu atau dirasa kasar dengan
kata-kata lain yang lebih pantas atau dianggap halus.
Contoh : Dimana
saya bisa menemukan kamar kecilnya?
7. Asosiasi
Majas Asosiasi
adalah majas yang membandingkan dua hal yang berbeda, namun dinyatakan
sama.
Contoh:
Masalahnya rumit, susah mencari jalan keluarnya seperti benang kusut.
8. Antonomasia
Majas Antonomasia
adalah majas yang menyebutkan sifat atau ciri tubuh, gelar atau jabatan
seseorang sebagai pengganti nama diri.
Contoh :
Yang Mulia tak dapat menghadiri pertemuan ini
Bapak Presiden masih dirawat di rumah sakit hingga
sekarang
B. Majas Pertentangan
Majas pertentangan
terbagi menjadi 10 macam, yaitu:
1.
Hiperbola
2.
Litotes
3.
Ironi
4.
Antonomasia
5.
Oksimoron
6.
Paradoks
7.
Kontradiksio
8.
Sinisme
9.
Satire
10. Antitesis
1. Hiperbola
Majas Hiperbola adalah majas yang
menyatakan sesuatu dengan melebih-lebihkan kenyataan.
Contoh:
·
Keringatnya menganak sungai.
·
Suaranya menggelegar membelah angkasa.
2. Litotes
Majas Litotes adalah Ungkapan berupa penurunan
kualitas suatu fakta dengan tujuan merendahkan diri. Majas Litotes menyatakan
kebalikan daripada hiperbola.
Contoh:
·
Tapi, maaf kami tak dapat menyediakan apa-apa.
Sekadar air untuk membasahi tenggorokan saja yang ada.
·
Tentu saja karangan ini masih
jauh dari sempurna. Oleh karena itu, semua kritik dan saran akan
saya terima dengan senang hati.
·
Terimalah kado yang tidak berharga ini sebagai tanda
terima kasihku
·
Mampirlah ke gubuk saya jika Anda sempat (Padahal
rumahnya mewah)
3. Ironi
Ironi adalah majas yang
menyatakan makna yang berlawanan atau bertentangan, dengan menyembunyikan fakta
dan bermaksud menyindir. Ironi disebut juga majas sindiran.
Contoh:
·
Bagus benar ucapanmu
itu, sehingga menyakitkan hati.
·
Kau memang pandai, mengerjakan soal
itu tak satupun ada yang betul.
·
Suaramu merdu seperti kaset kusut.
·
Sungguh rapi tulisanmu, sampai aku tak dapat
membacanya
4. Antonomasia
Antonomasia adalah penyebutan terhadap seseorang
berdasarkan ciri khusus yang dimilikinya.
Contoh:
·
Sssssttt, lihat! Si cerewet datang.
Kalian tidak perlu bertanya.
·
Macam-macam! Biar si gendut saja
nanti yang menghadapinya.
·
Kemarin saya lihat si Kacamata hitam keluar
bersama-sama dengan si Kribo. Benar tidak?
5. Oksimoron
Majas Oksimoron adalah pengungkapan yang mengandung pertentangan
dengan mempergunakan kata-kata yang berlawanan dalam frasa yang sama.
Contoh:
·
Memang benar musyawarah itu merupakan wadah untuk
mencari kesepakatan. Namun tidak jarang menjadi wadah pertentangan para
pesertanya.
·
Keramah-tamahan yang bengis
·
Siaran radio dapat dipakai untuk sarana persatuan dan kesatuan, tetapi
dapat juga sebagai alat untuk memecah belah suatu kelompok
masyarakat atau bangsa.
·
Olahraga mendaki bukit memang menarik, tetapi
juga sangat berbahaya.
6. Paradoks
Majas Paradoks adalah pengungkapan terhadap suatu
kenyataan yang seolah-olah bertentangan, tetapi mengandung kebenaran.
Contoh:
Dia besar tetapi nyalinya kecil
·
Memang hidupnya mewah, mempunyai mobil, rumahnya
besar, tetapi mereka tidak berbahagia. Tidak tahu mengapa, mungkin
karena belum mempunyai anak.
·
Walaupun ia tinggal di kota besar, kota
metropolitan, hiburan ada di mana-mana, ia bercerita padaku katanya
kesepian.
7. Kontradiksio
Kontradiksio adalah pengungkapan yang memperlihatkan
pertentangan dengan yang sudah dikatakan lebih dulu sebagai pengecualian.
Contoh:
·
Sebenarnya semua saudaranya, yang
dulu-dulu pandai, hanya dia sendiri yang bodoh. Mungkin saja
karena malasnya.
·
Malam itu gelap gulita, tanpa kerlip
kunang-kunang yang sebentar tampak dan sebentar hilang.
8. Sinisme
Majas Sinisme adalah majas yang bersifat mencemooh
pikiran atau ide bahwa kebaikan terdapat pada manusia (lebih kasar dari
ironi).
Contoh:
Kamu kan sudah pintar ? Mengapa harus bertanya kepadaku ?
9. Satire
Majas Satire adalah majas yang menggunakan sarkasme,
ironi, atau parodi, untuk mengecam atau menertawakan gagasan, kebiasaan,
dll. Atau majas Satire adalah ungkapan yang menertawakan atau menolak
sesuatu.
Contoh : Ya,
ampun! Soal semudah ini, kau tak bisa mengerjakannya!
10. Antitesis
Majas Antitesis adalah
gaya bahasa yang menggunakan pasangan kata yang berlawanan maknanya.
Contoh : Kaya
miskin, tua muda, besar kecil, semuanya mempunyai kewajiban terhadap keamanan
bangsa.
C. Majas Pertautan
Majas pertautan
dibedakan menjadi:
1.
Metonimia
2.
Sinekdok, terdiri atas:
o
Pars pro toto
o
Totem pro parte
3.
Alusio
4.
Eufemisme
1. Metonimia
Metonimia adalah majas yang
memakai nama atau ciri yang ditautkan dengan orang, barang atau hal, sesuai
penggantinya.
Contoh:
·
Ayah suka mengisap gudang garam. (Maksudnya
rokok)
·
Si Jangkung dipakai sebagai sebagai
pengganti orang yang mempunyai ciri jangkung.
·
Ia menggunakan Jupiter jika pergi ke sekolah (Motor
merk Jupiter)
2. Sinekdok
Sinekdok adalah majas yang
menyebutkan nama bagian sebagai pengganti nama keseluruhan atau sebaliknya.
Contoh:
·
Sudah seminggu ini Iwan tidak tampak batang
hidungnya. (Padahal yang dimaksud bukan hanya batang hidung)
·
Indonesia berhasil
memboyong kembali piala Thomas. (Padahal yang berhasil hanya satu regu bulu
tangkis)
a) Majas Pars pro toto adalah pengungkapan
sebagian dari objek untuk menunjukkan keseluruhan objek.
Contoh:
o
Jauh-jauh telah kelihatan berpuluh-puluh layar di
sekitar pelabuhan itu.
o
Selama ini kemana saja kau? Sudah lama tak nampak batang
hidungmu. Nenek selalu menanyakan kau.
o
Ia harus bekerja keras sejak pagi hingga sore karena
banyak mulut yang harus disuapi.
o
Kita akan mengadakan selamatan sebagai rasa syukur karena
kita naik kelas semua. Untuk itu biaya kita tanggung bersama tiap kepala dikenakan
iuran sebesar Rp 1.500,00
b)
Majas Totem pro parte adalah majas penyebutan
keseluruhan untuk maksud sebagian saja.
Contoh:
o
Dalam musim kompetisi yang lalu, kita belum apa-apa.
Tetapi dalam tahun ini,sekolah kita harus tampil sebagai juara
satu.
o
Dalam pertandingan musim lalu, Indonesia dapat
meraih medali emas.
3. Alusio
Alusio adalah majas yang
menunjuk secara tidak langsung ke suatu peristiwa atau hal dengan menggunakan
peribahasa yang sudah umum ataupun mempergunakan sampiran pantun yang isinya
sudah dimaklumi. Majas ini disebut juga majas kilatan.
Contoh:
·
Menggantang asap saja
kerjamu sejak tadi. (Membual/beromong-omong)
·
Ah, kau ni memang tua-tua keladi. (Maksudnya
makin tua makin menjadi)
·
Sudah dua hari ia tidak terlihat batang hidungnya
4. Eufemisme
Eufemisme adalah majas kiasan
halus sebagai pengganti ungkapan yang terasa kasar dan tidak menyenangkan. Eufemisme
digunakan untuk menghindarkan diri dari sesuatu yang dianggap tabu atau
menggantikan kata lain dengan maksud bersopan santun.
Contoh:
·
Orang itu memang bertukar akal. (Pengganti
gila)
·
Kalau dalam hutan jangan menyebut-nyebut nenek. (Pengganti
harimau)
·
Pemerintah telah mengadakan penyesuaian harga
BBM. (Pengganti menaikkan)
D. Majas Penegasan / Majas
Perulangan
1. Klimaks
Majas
Klimaks adalah semacam gaya bahasa yang menyatakan beberapa hal yang dituntut
semakin lama semakin meningkat.
Contoh :
Kesengsaraan membuahkan kesabaran, kesabaran pengalaman, dan pengalaman
harapan.
2. Antiklimaks
Majas
Antiklimaks adalah gaya bahasa yang menyatakan beberapa hal berurutan semakin
lma semakin menurun.
Contoh :
Ketua pengadilan negeri itu adalah orang yang kaya, pendiam, dan tidak terkenal
namany
3. Koreksio
Majas Koreksio adalah gaya bahasa yang mula-mula menegaskan sesuatu, tetapi kemudian memperbaikinya.
Contoh : Silakan pulang saudara-saudara, eh maaf, silakan makan.
Majas Koreksio adalah gaya bahasa yang mula-mula menegaskan sesuatu, tetapi kemudian memperbaikinya.
Contoh : Silakan pulang saudara-saudara, eh maaf, silakan makan.
4. Asindeton
Majas Asindeton adalah gaya bahasa yang menyebutkan secara berturut-turut tanpa menggunakan kata penghubung agar perhatian pembaca beralih pada hal yang disebutkan. Contoh : Dan kesesakan kesedihan, kesakitan, seribu derita detik-detik penghabisan orang melepaskan nyawa.
Majas Asindeton adalah gaya bahasa yang menyebutkan secara berturut-turut tanpa menggunakan kata penghubung agar perhatian pembaca beralih pada hal yang disebutkan. Contoh : Dan kesesakan kesedihan, kesakitan, seribu derita detik-detik penghabisan orang melepaskan nyawa.
5. Interupsi
Majas Interupsi adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata atau bagian kalimat yang disisipkan di dalam kalimat pokok untuk lebih menjelaskan sesuatu dalam kalimat.
Majas Interupsi adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata atau bagian kalimat yang disisipkan di dalam kalimat pokok untuk lebih menjelaskan sesuatu dalam kalimat.
Contoh :
Tiba-tiba ia-suami itu disebut oleh perempuan lain.
6. Eksklmasio
Majas Eksklmasio adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata seru atau tiruan bunyi.
Majas Eksklmasio adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata seru atau tiruan bunyi.
Contoh :
Wah, biar ku peluk, dengan tangan menggigil.
7. Enumerasio
Majas Enumerasio adalah beberapa peristiwa yang membentuk satu kesatuan, dilukiskan satu persatu agar tiap peristiwa dalam keseluruhannya tanpak dengan jelas.
Majas Enumerasio adalah beberapa peristiwa yang membentuk satu kesatuan, dilukiskan satu persatu agar tiap peristiwa dalam keseluruhannya tanpak dengan jelas.
Contoh :
Laut tenang. Di atas permadani biru itu tanpak satu-satunya perahu nelayan
meluncur perlahan-lahan. Angin berhempus sepoi-sepoi. Bulan bersinar dengan
terangnya. Disana-sini bintang-bintang gemerlapan. Semuanya berpadu membentuk suatu lukisan yang haromonis. Itulah keindahan sejati.
8. Silepsis dan Zeugma
Majas Silepsis dan Zeugma : Adalah gaya dimana orang mempergunakan dua konstruksi rapatan dengan menghubungkan sebuah kata dengan dua kata yang lain sebenarnya hanya salah satunya mempunyai hubungan sebuah kata dengan dua kata yang lain sebenarnya hanya salah satunya mempunyai hubungan dengan kata pertama.
Majas Silepsis dan Zeugma : Adalah gaya dimana orang mempergunakan dua konstruksi rapatan dengan menghubungkan sebuah kata dengan dua kata yang lain sebenarnya hanya salah satunya mempunyai hubungan sebuah kata dengan dua kata yang lain sebenarnya hanya salah satunya mempunyai hubungan dengan kata pertama.
Contoh : ia
menundukkan kepala dan badannya untuk memberi hormat kepada kami.
9. Apofasis atau Preterisio
Majas Apofasis atau Preterisio adalah gaya bahasa dimana penulis atau pengarang menegaskan sesuatu, tetapi tampaknya menyangkal.
Majas Apofasis atau Preterisio adalah gaya bahasa dimana penulis atau pengarang menegaskan sesuatu, tetapi tampaknya menyangkal.
Contoh :
Saya tidak mau mengungkapkan dalam forum ini bahwa saudara telah menggelapkan
ratusan juta rupiah uang negara
10. Pleonasme
Majas Pleonasme menambahkan keterangan pada pernyataan yang sudah jelas atau menambahkan keterangan yang sebenarnya tidak diperlukan. Contoh: Saya naik tangga ke atas.
Majas Pleonasme menambahkan keterangan pada pernyataan yang sudah jelas atau menambahkan keterangan yang sebenarnya tidak diperlukan. Contoh: Saya naik tangga ke atas.
11. Aliterasi
Majas Aliterasi adalah majas yang memanfaatkan kata-kata yang permulaannya sama bunyinya.
Majas Aliterasi adalah majas yang memanfaatkan kata-kata yang permulaannya sama bunyinya.
Contoh :
·
Keras-keras kena air lembut juga
·
Dengarlah dendang durjana
12. Paralelisme
Majas Paralelisme adalah gaya bahasa penegasan yang berupa pengulangan kata pada baris atau kalimat.
Contoh : Jika kamu minta, aku akan datang
Majas Paralelisme adalah gaya bahasa penegasan yang berupa pengulangan kata pada baris atau kalimat.
Contoh : Jika kamu minta, aku akan datang
13. Tautologi
Majas Tautologi adalah gaya bahasa yang mengulang sebuah kata dalam kalimat atau mempergunakan kata-kata yang diterangkan atau mendahului.
Contoh : Kejadian itu tidak saya inginkan dan tidak saya harapkan
Majas Tautologi adalah gaya bahasa yang mengulang sebuah kata dalam kalimat atau mempergunakan kata-kata yang diterangkan atau mendahului.
Contoh : Kejadian itu tidak saya inginkan dan tidak saya harapkan
14. Antanaklasis
Majas Antanaklasis adalah yang mengandung ulangan kata yang sama dengan makna yang berbeda.
Contoh : Ibu membawa buah tangan, yaitu buah apel merah
Majas Antanaklasis adalah yang mengandung ulangan kata yang sama dengan makna yang berbeda.
Contoh : Ibu membawa buah tangan, yaitu buah apel merah
15. Anastrof atau Inversi
Majas Anastrof atau Inversi adalah gaya bahasa yang dalam pengungkapannya predikat kalimat mendahului subejeknya karena lebih diutamakan.
Majas Anastrof atau Inversi adalah gaya bahasa yang dalam pengungkapannya predikat kalimat mendahului subejeknya karena lebih diutamakan.
Contoh :
Pergilah ia meninggalkan kami, keheranan kami melihat peranginya.
16. Retoris
Majas Retoris adalah pernyataan yang dipergunakan dalam pidato atau tulisan dengan tujuan untuk mencapai efek yang lebih mendalam dan penekanan yang wajar, dan sama sekali tidak menghendaki adanya suatu jawaban. Contoh : Siapakah yang tidak ingin hidup ?
Majas Retoris adalah pernyataan yang dipergunakan dalam pidato atau tulisan dengan tujuan untuk mencapai efek yang lebih mendalam dan penekanan yang wajar, dan sama sekali tidak menghendaki adanya suatu jawaban. Contoh : Siapakah yang tidak ingin hidup ?
17. Elipsis
Majas Elipsis adalah gaya bahasa yang berwujud menghilangkan suatu unsur kalimat yang dengan mudah dapat diisi atau ditafsirkan sendiri oleh pembaca. Contoh : Kami ke rumah nenek ( penghilangan predikat pergi )
Majas Elipsis adalah gaya bahasa yang berwujud menghilangkan suatu unsur kalimat yang dengan mudah dapat diisi atau ditafsirkan sendiri oleh pembaca. Contoh : Kami ke rumah nenek ( penghilangan predikat pergi )
18. Alonim
Majas Alonim adalah penggunaan varian dari nama untuk menegaskan.
Majas Alonim adalah penggunaan varian dari nama untuk menegaskan.
19. Kolokasi
Majas Kolokasi adalah asosiasi tetap antara suatu kata dengan kata lain yang berdampingan dalam kalimat.
Majas Kolokasi adalah asosiasi tetap antara suatu kata dengan kata lain yang berdampingan dalam kalimat.
20. Pararima
Majas Pararima adalah pengulangan konsonan awal dan akhir dalam kata atau bagian kata yang berlainan.
Majas Pararima adalah pengulangan konsonan awal dan akhir dalam kata atau bagian kata yang berlainan.
21. Preterito
Majas Preterito adalah ungkapan penegasan dengan cara menyembunyikan maksud yang sebenarnya.
Majas Preterito adalah ungkapan penegasan dengan cara menyembunyikan maksud yang sebenarnya.
22. Sigmatisme
Majas Sigmatisme adalah pengulangan bunyi “s” untuk efek tertentu.
Majas Sigmatisme adalah pengulangan bunyi “s” untuk efek tertentu.
23. Polisindenton
Majas Polisindenton adalah pengungkapan suatu kalimat atau wacana, dihubungkan dengan kata penghubung.
Majas Polisindenton adalah pengungkapan suatu kalimat atau wacana, dihubungkan dengan kata penghubung.
Sumber :
Dicrash + edited by eva :)